Sunday, July 19, 2009

Sakitnya Mati....



Sakaratul Maut, Siapkah kita untuk menghadapinya ?


'Kalau sekiranya kamu dapat melihat malaikat-malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka serta berkata, 'Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar.'(niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50).


'Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat
memukul dengan tangannya (sambil berkata), 'Keluarkanlah nyawamu !'


Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan,karena
kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan
kerena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya'. (Qs. Al- An'am : 93).


Cara Malaikat Izrail mencabut nyawa
tergantung dari amal perbuatan orang yang bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Allah, maka Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar.


Sebaliknya, bila terhadap orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan
dengan hati-hati. Namun demikian peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap
teramat menyakitkan.


'Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang'.
(H.R. Ibnu Abu Dunya).


Di dalam kisah Nabi Idris a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan
sholat sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir didalam
kesibukannya sehari-hari.


Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal
itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka bermohonlah ia
kepada Allah Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris a.s. di dunia.
Allah Swt,
mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka turunlah ia ke dunia dengan
menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.

'Assalamu'alaikum, yaa Nabi Allah'. Salam Malaikat Izrail, 'Wa'alaikum salam wa rahmatulloh'. Jawab Nabi Idris a.s. Beliau sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke
rumahnya itu adalah Malaikat Izrail.


Seperti tamu yang lain, Nabi Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika tiba
saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh
Malaikat Izrail. Selesai berbuka puasa, seperti biasanya, Nabi Idris a.s mengkhususkan waktunya 'menghadap'. Allah sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari perhatian Malaikat Izrail. Juga ketika Nabi Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.


Pada suatu hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan 'tamunya'

itu ke sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum
dan menggiurkan.
'Izinkanlah saya memetik buah-buahan ini untuk kita' pinta Malaikat Izrail
(menguji Nabi Idris a.s).

'Subhanallah, (Maha Suci Allah)' kata Nabi Idris a.s.
'Kenapa ?' Malaikat Izrail pura-pura terkejut.
'Buah-buahan ini bukan milik kita'. Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian Beliau
berkata:'Semalam anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan
yang haram'.


Malaikat Izrail tidak menjawab. Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang tidak merasa bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu.


Siapakah gerangan ? pikir Nabi Idris a.s. 'Siapakah engkau sebenarnya ?' tanya Nabi Idris a.s.


'Aku Malaikat Izrail'. Jawab Malaikat Izrail.
Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

'Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku ?' selidik Nabi Idris a.s serius.


'Tidak' Senyum Malaikat Izrail penuh hormat.'Atas izin Allah, aku sekedar
berziarah kepadamu'. Jawab Malaikat Izrail.

Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam.

'Aku punya keinginan kepadamu'. Tutur Nabi Idris a.s
'Apa itu ? katakanlah !'. Jawab Malaikat Izrail.
'Kumohon engkau bersedia mencabut nyawaku sekarang.
Lalu mintalah kepada Allah SWT untuk menghidupkanku kembali, agar bertambah
rasa takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku'. Pinta Nabi Idris a.s.


'Tanpa seizin Allah, aku tak dapat melakukannya', tolak Malaikat Izrail.


Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan

permintaan Nabi Idris a.s. Dengan izin Allah Malaikat Izrail segera mencabut nyawa
Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat.


Malaikat Izrail menangis, memohonlah ia kepada Alloh SWT agar
menghidupkan Nabi Idris a.s.
kembali. Allah mengabulkan permohonannya. Setelah
dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali.
'Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku ?' Tanya Malaikat Izrail.
'Seribu kali lebih sakit dari binatang hidup dikuliti'. Jawab Nabi Idris
a.s. 'Caraku yang lemah lembut itu, baru kulakukan terhadapmu'. Kata Malaikat Izrail.


MasyaAllah, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idris
a.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita ?
Siapkah kita untuk menghadapinya ?



*sumber:Islam United

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...